Aurel Amalia
Aurel Amalia › Cerpen

on Friday 18 September 2015

Rain Part 3



Part 3 [ wrong ]
Author :: Leyna Reere (Ig: Lisa.www)
Fanspage : Khayalan

Teet teet
Suara klakson mobil Aji . Segera ku buka pintu dan...
melihat mereka berdua berpelukan sebelum akhirnya Aji memegang wajah Eta dan mencium bibinya dengan manis di depan mataku.
Dan baru saja aku menyaksikanya. Sulit sekali membendung air mata yang sudah hampir jatuh ini. Hingga akhirnya memang benar benar jatuh mengaliri pipiku . Aku menangisinya? Bodoh .. Eta mungkin sudah menjadi kekasihnya. Ya..kekasihnya..
.
.
.
Apa pernah kau merasakan tusukan belati yang dalam? Rasanya sakit. Sakit sekali . Saat ini aku tidak ingin berpura pura , aku sekarang tidak bisa tersenyum. Sepasang sejoli itu menyudahi-nya, dan menatapku. Kulihat wajah aneh Aji, aku tak tau persis . Pandanganku buram. Ku langkahkan kakiku pelan mendatangi mereka. Dan ku ingin mengatakan yang sesungguhnya. Rasa yang kumiliki kepada Aji selama 6 tahun sejak kelas 1 SMP. Rasa yang selama ini buat gue nangis tiap hari. Rasa cinta gue.
"Ji., gue tau lo sekarang udah punya Eta. Eta yang cantik. Gue cuma mau ngungkapin semua yang gue rasain ke Elo. Semua saat ini juga. Gue mohon lo dengerin " ku tarik nafasku panjang untuk sedikit menghilangkan sesak .
"Ji.. gue suka bahkan cinta sama lo ." Kini ingin sekali aku menangis lagi, tapi bukan waktu yang tepat.
"Gue suka sama lo 6 tahun Ji. Dan lo nggak tau itu kan? Hahaha (aku tertawa parau,agar bisa menahan air mataku)gue cemburu waktu liat lo mulai kenalan sama Eta. Gue cemburu waktu lo tiap hari ngomongin Eta. Dan gue cemburu waktu lo ciuman sama Eta. Gue bodoh. Ya Gue tau itu. Dan gue belum bisa ngelupain lo. Gue minta waktu buat bisa buang lo jauh jauh dari sini ( kutunjuk hatiku ). Udah , sekarang gue udah lega. Lega banget. Dan.......long last ya Ji, jangan kecewain Eta" ku tepuk pundak Aji pelan dan tersenyum. Ku tinggalkan mereka yang masih tetap diam terpaku melihatku pergi.
Tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut mereka .
***
Rain sekarang duduk di ayunan taman kota . Ya sekitar pukul 19.45 . Di tempat sesepi itu Rain sendiri. Dia hanya ditemani 1 lampu penerang. Dia bak melihat bioskop. Dilihatnya waktu Aji tertawa bersamanya, Aji yang menyuapinya es cream sampai cemot,Aji yang jatuh dari pohon mangga, Aji yang memakai tuksedo dan berdansa dengannya di acara ulang tahun SMP .Semua kejadian itu tayang begitu cepat. Sampai Rain sadar itu semua sudah berlalu seiring berhembusnya angin malam ini. Matanya sembab dan masih terdengar isakkan kecil darinya.
"Heiii," tepukan dari arah belakang yang membuat Rain terkejut dan langsung reflek meninjunya. Dusss..
"Aduuuuhh, sakit kali Ra." Teriak orang itu kesakitan dan sekarang beralih duduk di ayunan sebelah Rain.
"Lo.., ngapain kesini? Lo mau jemput sekolah jam segini?" Bingung Rain saat mengatahui itu adalah Ferry.
"Ya kali Ra jemput lo jam segini. Lo ..tuh minta maaf dulu kek, apa kek. " masih mengelus elus perutnya .
"Iya.. maaf ya Fer, terus lo ngapain kesini?" Melihat Ferry melepas jaket hijau nya.
"Mau pacaran" jawaban enteng Ferry sambil tersenyum. Isshhhh.... lesung pipit kiri nya iti lho..
"Hah.? Lo mau pacaran ? Emang lo punya pacar?" Jawab Rain yang sangat penasaran.
"Punyalah.." Ferry meliha langit. Padahal tidak ada bintang. Biarlah..
"Siapa Fer? " tanya Rain antusias.
"Elo."
Deg.
.
.
.
"Lo nggak sadar ya Ra? Gue ini cinta sama lo. " yeaaahh.. perkataan yang langsung Reff. Tanpa ada intro.
"Gue? Sejak kapan kita pacaran? Lo cinta sama gue?" Rain melongo . Benar benar MELONGO.
"Mukalo Ra.. lucu. Lo kaget? Kok mukanya gitu sih..hahaha" tawa Ferry yabg baru kali ini melihat ekspresi Rain seperti itu. " iya.. Ra. Lo mau nggak jadi pembantu gue?"
"Apaa pembantu ?" Wajah Rain sekarang cemberut.
"Hahaha.. sopir maksud gue" Ferry sekarang tambah keras tertawa.
"Ferryyyyyyy.." jawab jengkel Rain.
"Oke oke.. sekarang serius. ( sekarang Ferry menatap Rain ) lo mau nggak jadi pacar gue?" Pertanyaan yang selama ini Rain dambakan dari seorang A.J.I malah terucap oleh seorang F.E.R.R.Y. Pandangan Rain sekarang keatas. Tak tersenyum walau pun dia sangat kaget . Dia seperti merasa.. entahlah itu sulit diungkapkan.
Dan sejurus kemudian Rain menjawabnya.
"Sorry Fer.... Gue belum punya rasa sama lo. Gue akui lo cowo terperhatian dan terganteng yang pernah gue temui. Tapi.. gue belum rasain apa apa sama lo" wajahnya nampak sedih melihat Ferry yang malah tersenyum.
"Jadi jawabannya iya ato nggak?" Ihh.. Ferry malah tersenyum manis sekali .
"Belum Fer. Lo ngerti kan maksud gue?" Jelas Rain yang sama sekali tidak jelas.
"Iya Ra gue ngerti , lo belom bisa ngelupain Aji di hati lo. Gue sabar kok nunggu lo" sekarang Ferry berdiri di hadapan Rain.
"Lo nggak marah kan?"
"Nggak kok. Tenang aja." Mengacak acak rambut Rain , dan membantunya berdiri. "Pulang yuk udah larut nih, aslinya gue mau marahin lo karna jam segini lo malah disini, terus nggak jadi deh pas liat mata lo sembab gitu. " berjalan berdampingan dengan Rain untuk mengantarnya.
"Tadinya gue butuh sendiri, ehh ternyata salah. Gue butuh lo" tersenyum manis mendongak melihat Ferry dan dibalasnya senyuman yang tak kalah manis. Madu aja kalah.
♡♡♡
Pagi yang dingin. Udara masuk kecelah selimut Rain dengan hilir. Jam beker belum berdering . Ia membuka matanya pelan , dilihatnya jam beker menunjukan pukul 04.20 dia mengubah posisinya menjadi duduk. Ia melihat hpnya ,ada 20 notifikasi di Facebooknya.
Disitu ada 1 pesan . Dari Aji. Pukul 18.57.
Dibukanya pelan , yang tertulis.
Ra, maaf buat semua. Maaf gue buat lo kecewa. Dan gue baru sadar perhatian lo ke gue yang lebih itu tulus dari hati lo, bukan cuma sahabat.
Btw, lo cewe tertegar dan terberani yang pernah gue kenal. Makasih . Udah mau jadi Sahabat terbaikku.
~
Rain gemetar membacanya. 'Sahabat terbaik' pikirnya. Memang benar Aji memang sama sekali tidak mempunyai rasa terhadap Rain.
Ditutupnya pesan itu dan bangkit dari tempat tidurnya. Dia akan berusaha melupakan Aji. Semua kebiasaan yang menyangkut tentang Aji. Rain merapikan tempat tidurnya dan pergi ke kamar Rendy untuk membangunkannya. Tapi sebentar. Rain mendengar Rendy sedang berbicara, dengan siapa?. Di intipnya pelan Rendy sedang bertelfon ria dengan entahlah..
Dia terlihat senyum senyum, sesekali tertawa . Sepertinya asik sekali. Dan Rendy kaget mendengar dehaman Rain.
"Hmmm." Rain menyandarkan tubuhnya di ambang pintu.
"Ehh. Ka-k Ra-ra , ngapa-in sih dateng . Nggak ketuk pintu lagi" jawab gagap Rendy. Dan segera mengahiri telfonya dengan kalimat " sambung di kelas aja ya".
"Pacar ? Satu kelas ? Namanya siapa ? Cantik ya? Udah berapa lama ? Kok nggak di kenalin sama Kakak sih?" Rain yang memborong seribu pertanyaan .
"Kak Rara apaan dihh" mengelak dari pertanyaan Rain.
"Nggak usah boong deh, telfon Mama dulu ya. Bilang kalo anak laki lakinya udah suka sama cewe. Hahaha" goda Rain sambil duduk di kasur Rendy.
"Jangan dong , kakak cantik dehh. Pinter lagi" rayu Rendy.
"Hmmm, siapa namanya?" Rain yang penasaran karena adiknya duluan yang punya pacar .
"Rista" jawab Rendy malu.
"Yaelahh Ren , huruf R semua. Rendy -lah. Rain-lah. Lhahh sekarang Rista.hahaha.. besok bawa ke rumah dong" Rain cekikikan sendiri.
"Yahh. Biar couple gitu .., ya kalo dia nggak sibuk. Dia tuh ketua OSIS . So pasti dibuk sekaleee"
"Wihh OSIS . yaudah sebisanya aja ." Rain beranjak berdiri ." Mandi dulu gih"
***
Krriing kriing kriing
Suara sepeda , sepedaku roda dua , ku dapat dari ayah , karena rajin bekerja *yaelah author malah nyanyi*
Suara sepeda Ferry sudah mangkal di depan gerbang .
Rain segera datang . *ehh sebentar. Rain tidak mengikal ranbutnya. Untuk kedua kalinya Ferry melihat berbinya sangatlah cantik.
"Eta gue duluan ya. Udah ditunggu tuh..lo masih nunggu Aji kan"
Eta hanya mengangguk dan tersenyum melihat penampilan Rain yang jauh lebih feminim yang sebelunya notabene Tomboy.
"Dah.... Ta" lambaian Rain yang membonceng Ferry.
Tak ada yang bicara selama setengah perjalanan. Canggung sekali dengan suasana itu Rain memulainya.
"Fer. Kok diem sih. Canggung tau" sekarang Rain berpegangan punggung Ferry.
"Lo cantik , gue nggak tau mau ngomong apa" jawab Ferry dengan suara khasnya.
"Gue cantik? Hari ini doang. Berarti kemaren gue nggak cantik ya?" Ekspresi Rain cemberut, walaupun Ferry tak bisa melihatnya , dia tau itu.
"Gitu aja cemberut , maksutnya cantekkk sekaalleee Raiiiinnnn" jawab Ferry yang sengaja di panjang panjangkan.
"Emang iya" sekarang meneluk punggung Ferry erat sekali.
'Gini ya Ra. Rasanya mencintai tapi belum memiliki' batin Ferry dengan senyumnya.
Mereka tertawa bersama seperti kemarin sore. Namun kali ini terlihat lebih akrab.
Mereka sampai di Sekolah. Mereka jalan bersama melewati koridor, aula dan kelas Aji. Rain menengok sebentar ke dalam kelas itu . Aji ada di sana . Duduk berdua bersama Eta. Mereka lebih cepat sampai? Tentu saja , Aji pakai motor.
Rain sekarang masih deg degan bila melihat Aji. Tapi dia berusaha tenang memegang erat tangan Ferry . Walaupun Rain belum menerima Ferry sebagai kekasihnya, Ferry sangat tidak keberatan dengan itu. Dia menikmati setiap jam bersama Rain.
.
.
.
Gritte datang menghampiri Rain. Gritte adalah teman sekelas Rain.
"Ra.. sini. Bentar ya Fer, gue pinjem Rain sebentar" segera menarik tangan Rain dan mengajaknya ke belakang sekolah. Untuk apa?.
"Cepet Ra,"menariknya sambil berlari.
"Ada apaan sih Te?"
"Ga usah tanya dulu deh Ra"
Dan sejurus kemudian mereka sampai di belakang sekolah. Itte mengendap endap memberi aba aba, menyuruh Rain melihat di balik dinding .
Rain segera menutup mulutnya sebelum ia bersuara. Dia melihat Eta bersama Rio.
Duduk bersama. Berbicara. Rio memegang tangan Eta. Mencium kening Eta. Mereka melingkarkan kelingkingnya. Dan Rio memeluk Eta sambil berbicara.
Rain menahan mulutnya agar tidah berguman . Dan pada akhirnya bibir mereka bertemu , Rio memanggut-nya cukup lama. Ihhh menjijikan. 'Bibir apa poster sih nempel dimana mana' batin Rain. Setelah-Itu Eta meninggalkan Rio di sana.
Rain dan Itte pun ikut pergi. Bukan mengikuti Eta, mereka ke kantin. Sementara itu Ferry tiba tiba datang menemui Aji yang sedang mengobrol bersama teman temannya.
"Apa Fer?" Tanya Aji.
"Nggak kok. Cuma tanya. Kamu sahabatnya Rain kan?" Jawab Ferry.
"I-ya. Kenapa? " sekarang Aji mendekati Ferry. Ia tampak bingung.
"nggak. Rain kemarin malam nangis, dan gue tau itu kenapa. Sekarang gue cuma mau bilang. Lo jangan pernah marah sama Rain bila dia jarang ketemu lo, ngobrol sama lo , nyisihin waktu buat lo."
"Maksud lo apa sih?" Aji benar benar bingung.
"Jangan pernah nyesel ato salahin gue kalo nanti akhirnya Rain jadi milik gue. Cuma itu . Udah." Ferry mengakhiri kata katanya dan pergi.
.
.
.
"Hei Ji" sapa Eta.
"Hei.. habis dari mana? Aku nunggu kamu disini dari tadi" memperlihatkan jamnya.
"Eummm, dari toilet"jawab Eta gagap.
"Kok kita nggak ketemu sih di toilet?"tiba tiba Rain datang.
"Hmm, lo udah makan Ji? Le kantin yuk!" Jawab Eta mengalihkan pembicaraan. Dan pergi begitu saja.
'Kasian Aji, dapet cewe kaya gitu' batin Rain .
.
.
.
.
.
===END===
Next Post Part 4